Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) begitu cepat mengungkap aliran dana dalam kasus Gayus Tambunan, namun dalam kasus Century, lembaga ini tak berdaya. Hal ini melahirkan joke: Kepala PPATK Yunus Husein beraninya sama anak kecil yang pangkatnya baru IIIA. Gerangan apakah yang terjadi?

Pengamat politik Ray Rangkuti menyatakan, mestinya PPATK dan Satgas Mafia Hukum harus berani mengungkap kasus aliran dana Bank century Rp6,7 trilun yang dikucurkan

sebelum pemilu dan pilpres 2009.

‘’PPATK harus berani membongkar aliran dana Century seperti kasus Gayus. Jika tidak, ada dugaan pimpinan PPATK ditekan penguasa atau takut menghadapi ancaman dari pihak yang terkena,’’ kata Ray, Direktur LIMA dan aktivis KOMPAK (Komunitas Sipil Antikorupsi) itu.

PPATK, katanya, sangat disesalkan lamban dalam mebongkar aliran dana Century, dan itu membuat publik meyakini bahwa elite politik terlibat skandal raksasa ini.

Pimpinan PPATK Yunus Husein yang juga menjadi anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum memang amat lincah dalam menelusuri aliran dana Gayus. Itulah sebabnya muncul joke: Kepala PPATK Yunus Husein beraninya hanya pada anak umur 30 tahun yang pangkatnya baru golongan IIIA.

Dalam hal ini, Mantan Wapres M Jusuf Kalla mennyerukan agar aliran dana skandal Century dibongkar tuntas seperti halnya kasus Gayus demi kebenarasan dan rasa keadilan.

Sementara itu, mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafi'i Maarif mengaku memberikan apresiasi atas kinerja Satgas yang berhasil menangkap Gayus. "Tapi Satgas juga harus

berani mengungkap aliran dana dari Bank Century," kata Syafi'i di Jakarta, Senin.

Menurut Syafi'i, kasus Bank Cantury tidak boleh ditelantarkan karena DPR sudah mengeluarkan

rekomendasi untuk mengusutnya.

Indikasi keterlibatan sejumlah pejabat dalam kasus Bank Cantury juga sudah dikuatkan DPR sehingga tidak dapat diremehkan.

"Kalau meremehkan rekomendasi DPR tentang Bank Century berarti mengkhianati konstitusi dan Pancasila," tambah Syafi'i. Apalagi terbukti bahwa kasus Gayus dan Centurygate kian membuktikan Sri Mulyani gagal karena tidak bisa mengawasi aparatur yang ada di bawahnya.

Ketua DPP PDIP Arif Budimanta mengatakan PPATK harus berani membongkar aliran ana Century. ''Jika pimpinan PPATK tidak berani membongkar aliran dana Century, maka mereka harus mundur karena dianggap lemah dan

berkhianat atas amanat rakyat,'' tambah pengamat politik dr Andy Talman, tokoh Persatuan Alumni GMNI lulusan Universitas Padjadjaran.

0 comments

Post a Comment

,