Facebook membantah tombol terbaru “Like” yang menggantikan “Become a Fan” bisa dijadikan untuk alat periklanan berdasarkan web history dari penggunanya.
Situs jejaring sosial itu meluncurkan tombol pertukaran konten terbaru pekan ini, di mana website lain dapat memasukkan ke dalam halaman mereka.
Namun tombo, itu tidak akan digunakan Facebook sebagai alat penawaran iklan berdasarkan perilaku pengguna, seperti dilaporkan oleh The Financial Times.
Juru bicara Facebook mengatakan, “The Financial Times tidak benar menyatakan bahwa Facebook meluncurkan periklanan berdasarkan perilaku yang ditargetkan pada f8, konferensi pengembang terbaru kami. Artikel mereka telah dikoreksi. Seperti yang kami beritakan sebelumnya, kami berpindah dari “Become a Fan” menjadi “Like” untuk membuat bahasa di situs itu lebih konsisten, namun kami tidak memiliki pengumuman atau mengubah rencana penawaran iklan kami atau aturan periklanan.”
Tombol “suka” telah mirip dengan alat yang dikembangkan oleh Twitter di mana memungkinkan pengguna untuk berbagi konten yang mereka suka dari keseluruhan website, termasuk situs jejaring sosial mereka yang lain.
Bagaimanapun, Facebook telah menjelaskan tidak akan menggunakan alat ini untuk menelusuri perilaku penggunaan web sebagai cara meningkatkan target periklanan saat mereka masuk ke Facebook.com. Saat ini, Facebook melayani target periklanan hanya berdasarkan informasi yang ditampilkan pengguna di profil mereka, seperti jenis kelamin serta umur.
Produk baru ini diharapkan akan diumumkan pada konferensi F8 tahunan Facebook di San Francisco. Juru bicara perusahaan menambahkan, “Semua produk akan diluncurkan pada F8 yang difokuskan pada pada pemberian cara bagi pengembang dan wirausaha untuk membuat website lebih sosial. Kami tidak ada pengumuman atau mengubah rencana penawaran iklan dan aturan iklan.”
Terakhir kali Facebook terlibat sengketa privasi berhubungan dengan penargetan iklan terjadi pada 2007 ketika mencoba memunculkan sistem kontroversial Sistem itu merupakan implementasi periklanan yang mencoba mengekploitasi kekuatan teknik marketing “dari mulut ke mulut”. Caranya dengan menyisipkan detail pembelian dari website yang berpartisipasi pada update terbaru pengguna Facebook yang bisa dilihat oleh seluruh teman pengguna.

0 comments

Post a Comment

,