Selain untuk menjalin pertemanan, Facebook kini makin banyak dijadikan sarana jual beli berbagai macam produk. Namun pakar keamanan menilai, jangan terlalu percaya jika bertransaksi melalui akun Facebook karena sangat mudah diretas.
Menurut Yudhi Kukuh, Country Manager ESET Indonesia, transaksi online termasuk di Facebook masih cukup aman. Yang perlu diingat adalah transaksi sebaiknya tidak dilakukan di komputer publik. “Ini agar tidak ada keylogger yang dapat membajak kartu kredit,” katanya di Jakarta, kemarin.
Sementara kasus kejahatan online perbankan di Indonesia masih sedikit. Hal itu karena masih rendahnya transaksi online di antara pengguna internetIndonesia.
“Transaski online masih rendah. Kebanyakan pengguna Facebook adalah remaja, dan remaja Indonesia hanya segelintir yang memiliki kartu kredit. Jadi tidak perlu terlalu dikhawatirkan,” tegasnya.
Ia menambahkan masalah keamanan tidak hanya menyerang Facebook tapi berbagai sistem termasuk Android. Sementara setiap perusahaan termasuk jejaring sosial juga selalu melakukan antisipasi. Sedangkan Facebook juga selalu memperbaiki sistemnya, termasuk melakukan penambalan jika ada masalah.
Ahli Forensik Digital Ruby Z Alamsyah menilai toko online di Indonesia kebanyakan masih menggunakan pembayarannya secara manual atau transfer melalui bank. Oleh karena itu aplikasi web yang ada di toko online tersebut tidak dimanfaatkan sebagai online-payment-gateway seperti yang sudah banyak di luar negeri.
“Jadi di Indonesia untuk transaksi online masih aman,” katanya. Namun Ruby memberi catatan mengenai masih rentannya aplikasi online-payment. Pengguna internet Indonesia juga diingatkan jangan terlalu percaya jika bertransaksi melalui email gratisan dan akun Facebook, karena sangat mudah diretas.
“Apalagi akhir-akhir ini banyak kejadian jutaan akun Facebook yang berhasil diretas. Jadi perbankannya oke, tetapi online payment tidak oke, karena belum sempurna dan jangan percaya akun gratisan,” ingatnya.
Sementara yang perlu diwaspadai adalah tren virus yang menyebar melalui aplikasi online Facebook. Yudhi Kukuh mengatakan virus seperti itu, saat ini tengah mewabah, tidak hanya di negara besar tetapi juga di Indonesia. “Ini cukup wajar, mengingat hampir semua orang di Indonesia menggunakan Facebook,” kata Yudhi.
Menurut Yudhi ada dua tren wabah virus Facebook yang menyebar di Indonesia. Yang pertama adalah jenis virus Rogue. Virus ini menyamar sebagai antivirus palsu, dan banyak orang yang terjebak membayarnya karena komputer dikunci oleh virus berbahaya itu. Virus ini telah marak sejak Desember 2009.
Virus lain yang juga mewabah di Indonesia adalah koobevace di mana virus ini mampu menyerang password serta username pengguna. Penyebar virus dapat dengan mudah mengakses Facebook korbannya untuk kepentingan pribadi.
“Biasanya mereka memanfaatkan identitas yang dikuasai untuk berprilaku seolah pengguna, kemudian melakukan pemerasan,”

Post a Comment

,