Jarum jam Doomsday Clock atau jam kiamat di New York akan dimajukan lebih cepat pada pukul tiga sore waktu setempat hari ini, dalam dua tahun terakhir.
Jam lonceng ini merupakan perumpamaan untuk mengingatkan manusia dan mempresentasikan seberapa dekatnya kita menghampiri bencana besar. Pengingat ini diwakili dengan sampainya jarum jam Doomsday Clock ke waktu pertengahan malam atau tepat jam 00.00.
Dilansir Telegraph, Kamis (14/1/2010), jam ciptaan para ilmuwan yang tergabung dalam Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) ini dibuat pada 1947, dua tahun setelah AS menurunkan bom atom pertama di Jepang pada Perang Dunia II. Kala itu, waktu Doomsday Clock pertama kali diatur tujuh menit menuju waktu tengah malam.
Sepanjang pergantian jajaran ilmuwan BAS yang juga termasuk di dalamnya Professor Stephen Hawking dan 18 penerima nobel sains ternama, waktu Doomsday Clock telah 18 kali diubah.
Percepatan waktu yang tercatat diantaranya pada 1953, waktu Doomsday Clock adalah dua menit menuju tengah malam. Saat itu Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet tengah memuncak. Pada 2007, jarum jam Doomsday Clock maju menjadi lima menit menuju waktu tengah malam. Percepatan ini merefleksikan gagalnya penyelesaian masalah senjata nuklir.
Pengaturan jam terbaru pernah dilakukan pada 1991 ketika Doomsday Clock diatur mundur ke waktu 17 menit menuju tengah malam. Saat itu AS dan Uni Soviet menandatangani perjanjian Strategic Arms Reduction Treaty.
Perubahan yang terjadi pada Kamis sore hari ini bisa disaksikan oleh publik pertama kalinya melalui web feed pada hari Jumat besok.
Juru bicara BAS menyebutkan ada banyak faktor yang mempengaruhi percepatan waktu Doomsday Clock akhir-akhir ini. Faktor perubahan tersebut di antaranya adalah pelucutan dan nonproliferasi nuklir, ekspansi kekuatan nuklir warga sipil, kemungkinan teror senjata nuklir serta perubahan cuaca.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment