Sangat menarik menyimak acara dialog bertajuk "Teror Kembali Mengguncang" di TV One (21/7/2009) dimana narasumbernya Mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Brigjenpol (purn) Suryadharma Salim . Secara lugas pensiunan pati bintang satu ini menceritakan jaringan teroris di Indonesia. Penguasaan yang dalam tentang terorisme oleh akpol lulusan 1974 ini memang harus diakui mengingat jabatan yang pernah disandangnya sebagai kepala kesatuan yang menanggulangi terorisme. Bahkan dengan dengen yakin Suryadharma mengatakan bahwa bom yang mengguncang Hotel J.W. Marriott dan Hotel Ritz Carlton tak memiliki hubungan apapun dengan politik di Indonesia.
Pria yang jabatannya sebelum Kepala Densus 88 adalah Direktur I Kamtrannas Bareskrim Polri ini juga mengatakan bahwa bom dirakit di luar hotel. Hal ini terntu bertolak belakang dengan berita di media yang menyebutkan bahwa bom dirakit di Kamar nomor 1808 hotel JW Marriott. Lebih jauh perwira tinggi Polri yang sukses membekuk Abu Dujana Amir atau pimpinan darurat Jamaah Islamiyah (JI) Yogyakarta Juni 2007 inijuga menjelaskan pelaku bom bunuh diri tak memiliki kemampuan merakit bom. "Mereka hanya mengetahui how to use a bomb," jelas Suryadharma. Ketika Karni Ilyas menanyakan bagaimana bom bisa masuk ke hotel yang memiliki pengamanan super ketat tersebut, menurut pria yang pernah menjadi Dir Reskrim Polda Nanggroe Aceh Darussalam ini, bom masuk ke dalam hotel melibatkan orang dalam. Menurut saya, dialog tersebut sedikit banyak menambah wasasan berpikir kita tentang terorisme di Indonesia. Secara tidak langsung, mungkin dialog ini menepis pernyataan Presiden SBY bahwa bom Marriott-Carlton ada hubungannya dengan politik. Mungkin itu jugalah sebabnya acara ini ada "sedikit masalah" saat penayangannya? Semoga tidak!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment